Home Berita G-Tren Launching Produk Pupuk Organik Hayati BIO FARMING

G-Tren Launching Produk Pupuk Organik Hayati BIO FARMING

627
0
Bio Farming – Pupuk Organik Hayati

Bekasi, agronesia.netPT Global Tren Indonesia atau biasa disebut dengan G-tren Indonesia baru-baru ini merilis produk baru kategori pertanian, Pupuk Organik Hayati Bio Farming, dapat diaplikasikan pada pertanian, peternakan dan perikanan.

Selama kurun waktu empat puluh tahun belakangan ini, petani di Indonesia telah menggunakan pupuk kimia secara terus menerus dan berlebihan yang mengakibatkan tanah keras sehingga menyebabkan menurunnya produktivitas hasil pertanian.

Kerasnya tanah bukan disebabkan oleh hilangnya tanah lapisan atas (top soil) tetapi lebih disebabkan penumpukan sisa atau residu pupuk kimia dalam tanah yang berakibat tanah sulit Terurai.

Dampak penggunaan pupuk kimia harus segera diatasi dengan penerapan pupuk organik hayati yang bersifat sebagai PEMBENAH TANAH berguna untuk meningkatkan produktifitas tanah.

Dampak yang ditimbulkan pemakaian pupuk kimia secara terus menerus dapat menjadikan tanah menjadi keras dan sukar diolah, bisa menyebabkan pencemaran air tanah, membuat kandungan unsur unsur biologis dalam tanah berkurang, daya tahan tanaman terhadap hama penyakit berkurang,
sehingga meningkatkan penggunaan pestisida, insektisida dan herbisida yang berdampak negatif bagi manusia.

Masalah lain yang patut diperhatikan di Indonesia adalah adanya indikasi proses pemiskinan atau pengurangan kandungan unsur hara meliputi unsur hara makro dan unsur hara mikro.

Seperti diketahui saat ini (Journal ilmiah soil science, 1998) dari sekian banyak unsur yang ada di alam, semua jenis tanaman membutuhkan mutlak (harus tersedia/tidak boleh tidak) 13 macam unsur hara untuk keperluan proses pertumbuhan perkembangannya yang sering dikenal dengan nama unsur hara essensial.

Walaupun berbeda dalam jumlah kebutuhannya namun dalam fungsi tanaman, masing – masing unsur sama pentingnya dan tidak bisa mengalahkan /menggantikan satu sama lainnya. Jika terjadi kekurangan satu jenis unsur hara saja maka akan mengakibatkan tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

UNSUR HARA ESSENSIAL yang terkandung dalam pupuk organik hayati Bio Farming antara lain :
HARA MAKRO UTAMA
Nitrogen (N), Phospor (P), Kalium (K)
Sumber : Udara, Tanah, NPK, Urea, Tsp, KCl, dll

HARA MAKRO SEKUNDER
Sulfur (S), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca)
Sumber : Tanah, Dolomite, Kapur Pertanaian, ZA.

HARA MIKRO
Boron (B), Seng (Zn), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Molibdenum (Mo), Natrium (Na), Aluminium (Al), dll
Sumber : Tanah, Kompos, Pupuk Kandang, Bokhasi.

Penerapan Bio Farming pada peternakan.

Unsur hara essensial jika dianalogikan pada manusia ibarat menu makanan 4 sehat (karbohidrat, daging, sayuran, dan buah), 5 sempurna (susu) keselurahan bahan makanan harus melalui proses untuk bisa dikonsumsi. Nasi dipersamakan sebagai N, P, K (3 jenis) dan sayuran, daging, buah, susu dan vitamin dipersamakan dengan Ca, S, Mg, Fe, Na, Zn, Cu, Mn, B, Cl (10 jenis).

Setiap tanaman untuk tetap hidup membutuhkan udara, air, sinar matahari, unsur hara, dan mahluk hidup lainnya (microorganisme, serangga, dll).

Peran microorganisme tanah antara lain : Menghasilkan enzim, hormon dan vitamin untuk pertumbuhan tanaman, Menguraikan (dekomposer) zat organik, memperbaiki sifat kimia, sifat fisik dan sifat biologi tanah, mengatur keseimbangan unsur hara, asam karbol (phenol) yang mampu meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit.

Kombinasi Pupuk Organik & Hayati. Mikroorganisme mempunyai peranan penting dalam membantu tersedianya berbagai hara yang berguna bagi tanaman. Praktek inokulasi merupakan suatu cara untuk memberikan atau menambahkan berbagai mikroba pupuk hayati hasil skrining yang lebih unggul ke dalam tanah.
Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroorganisme tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman. Jadi penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara bagi tanaman, sekaligus sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba.

Penerapan pupuk organik Bo Farming pada tanaman cabai.

Penggunaan pupuk organik saja, tidak dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan ketahanan pangan. Oleh karena itu sistem pengelolaan hara terpadu yang memadukan pemberian pupuk organik dan pupuk hayati dalam rangka meningkatkan produktivitas lahan.

Pupuk Organik Hayati Bio Farming. Bio Farming diformulasikan untuk proses fermentasi di dalam tanah, yang berbahan baku tanaman obat dan rempah-rempah. Bio Farming diformulasi secara khusus dengan diperkaya mikroba-mikroba aktif yang menguntungkan, unsur hara makro, mikro, asam organik dan hormon pertumbuhan. Bio Farming diproduksi melalui prosesBiological Complex Process (BCP).

Apa saja kandungan Bio Farming… ?
Bio Farming sebuah formula berbentuk padatan yang mengandung berbagai macam mikroorganisme non pathogen dan bahan organik berbahan dasar dari tanaman obat serta rempah-rempah mampu merangsang kehidupan bakteri nitrifikasi.

Bio Farming juga mengandung material organik berupa makro dan mikro nutrient, asam organik dan disubstitusi dengan bakteri non pathogen sehingga kualitas bakteri non pathogen mampu bertahan dalam kurun waktu yang lama.

Bio Farming 100% dari ekstraksi bahan organik alami yang diproses berdasarkan tehnologi berwawasan lingkungan dengan prinsip ZERO EMISION CONCEPT.

Manfaat utama pupuk organik hayati Bio Farming antara lain : Memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah, baik sifat kimia, fisik dan biologi tanah. Melarutkan phospat dari yang tidak tersedia menjadi bentuk phospat yang tersedia bagi tanaman. Mikroorganisme terpilih menghasilkan beberapa enzim dan hormon pertumbuhan sebagai senyawa bioaktif tanaman. Pengurangan pemakaian pupuk kimia sebesar 25% pada tahap
awal, secara bertahap menjadi pertanian organik. Mengendalikan dan mencegah serangan pathogen pada tanaman. Memacu/mempercepat pertumbuhan tanaman dalam proses pematangan buah yang lebih sempurna. Meningkatkan kuantitas produksi tanaman. Secara stimulan membantu pertumbuhan, kesehatan tanaman dan menghasilkan produksi yang berkualitas. Mengurai senyawa yang beracun pada lahan – lahan pertanian. Ramah lingkungan dan aman bagi manusia maupun hewan. (gj)