Home Artikel JHANA 1 Jagung Hibrida Toleran Naungan

JHANA 1 Jagung Hibrida Toleran Naungan

690
0

Agronesia.net (kendal) – Selama ini, para petani di Indonesia khususnya di Kabupaten Kendal Jawa Tengah, tidak mau membudidayakan jagung di bawah tegakan tanaman.
Mengapa demikian? Karena jagung termasuk golongan tanaman “tahan panas dan kering” dalam artian tanaman yang sangat menyukai daerah panas dan tidak menyukai naungan. Dengan kondisi seperti itu, tanaman jagung tidak bisa tumbuh optimal atau kerdil dan produksinyapun sangat rendah walaupun bibit yang digunakan adalah benih jagung hibrida.

Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) melalui Lembaga litbangnya telah bekerja keras melakukan ekaperimen selama 7 tahun untuk mendapatkan varietas jagung yang toleran terhadap naungan atau cocok ditanam di lahan yang kurang cahayanya seperti di lahan tanaman perkebunan.
Uji daya hasil dilakukan pada delapan lokasi dan atau musim yang harus dipenuhi untuk uji kesesuaian varietas, diantaranya Jambi, Sulut, Jateng, Kaltim dan Sulsel.


Kerja keras yang dilakukan oleh para peneliti Kementan tersebut pada akhirnya berbuah manis. Sidang Tim Pelepas dan Penilai Varietas (TP2V) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan pada 7 Nopember 2018 menyetujui usulan pelepasan galur murni Mal 03 sebagai tetua betina dan CY15 sebagai tetua jantan, hasil dari pengembangan Balai Penelitian Tanaman Serealia (BPTS) menjadi varietas unggul jagung baru. Varietas jagung kemudian diberi nama JHANA 1.
Jagung tahan naungan ini juga mencatat rekor sebagai varietas tahan naungan pertama yang di lepas di Indonesia.

JHANA 1 mempunyai banyak keunggulan diantaranya mampu tumbuh optimal dalam kondisi ternaungi 50%, Perakaran tanaman sangat baik sehingga tahan rebah, bentuk tongkol besar, kelobot menutup dengan sempurna dan tahan terhadap penyakit jagung utama serta mampu menghasilkan 8,0 ton jagung pipil panen per hektar.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Tanaman Pangan, Ismail Wahab, mengatakan bahwa jagung hibrida tahan naungan sangat prospektif, mengingat saat ini sangat sulit mencari lahan baru untuk program perluasan areal tanam baru (PATB) jagung akibat tingginya alih fungsi lahan.

” Dengan menggunakan varietas tahan naungan maka program PATB bisa dialokasikan di lahan perkebunan sebagai tanaman sela yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam menunjang swasembada jagung nasional”, kata Ismail Wahab, saat menghadiri panen raya jagung hibrida nasional produktifitas tinggi di Luwu Utara, Senin (19/11 2018).

Hadirnya Varitas JHANA 1, menjadi harapan baru bagi petani di Indonesia pada umumnya dan petani di Kabupaten Kendal khususnya yang memiliki lahan di bawah tegakan atau naungan. (AP)
(Sumber : Kementan/ BPTS)